Cerita Rakyat Maluku - Asal Mula Telaga Biru
April 17, 2016
Edit
Haloo sahabat Blog Cerita Rakyat Indonesia,
Di serial Cerita Rakyat kali ini, Tim CRI akan membawakan cerita yang berjudul " Asal Mula Telaga Biru ".
Cerita Legenda Asal Mula Telaga Biru |
Dahulu penduduk Lisawa, Halmahera Utara dihebohkan dengan air yang memancar di sela-sela bebatuan. Kabar terbentuknya telaga pun tersebar ke mana-mana. Sungguh aneh, di daerah yang kesulitan air tiba-tiba muncul telaga. Upaya mengungkap misteri itu dilakukan dengan menggelar upacara adat.
Akhirnya, diperoleh jawaban adanya telaga disebabkan akibat patah hati yang remuk-redam, meneteskan air mata, mengalir dan mengalir menjadi sumber mata air. Penduduk Dusun Lisawa dihimbau melalui Dolodolo (kentongan). Setelah orang-orang berkumpul, tetua adat memulai dengan satu pertanyaan, "Siapa di antara kalian yang tidak hadir dan tidak berada di rumah?" Ternyata terdapat dua keluarga yang kehilangan anggotanya. Karena enggan menyebutkan kedua anak itu. Mereka menyapa dengan panggilan umum orang Galela, yakni Majojaro (nona) dan Magohiduuru (nyong). Diceritakanlah apa yang sesungguhnya terjadi.
Majojaru pergi meninggalkan rumah sejak dua hari yang lalu. Hingga sekarang belum kembali ke rumah. Sementara itu, orang tua Magohiduuru mengatakan anak mereka sudah enam bulan pergi ke negeri orang. Belum ada berita kapan ia akan pulang.
Majojaru dan Magohiduuru sudah lama menjalin kasih. Ketika Magohiduuru berpamitan hendak merantau ke negeri orang, mereka berjanji untuk tetap setia, apapun yang akan terjadi. Lebih baik mati daripada menghianati kesetian cinta. Enam bulan sudah berlalu sejak Magohiduuru pergi. Majojaru tetap setia menunggu dalam penantian. Namun, badai dan angin topan yang dahsyat telah menenggelamkan kapal yang ditumpangi Magohiduuru. Pemuda itu tewas di tengah laut. Kabar tentang Magohiduuru sampai pula ke telingan Majojaru di Dusun Lisawa. Bak tersambar petir di siang bolong, Majojaru lunglai dan terjatuh. Janji untuk sehidup-semati seolah menjadi bumerang kematian.
Dalam kesedihan yang mendalam, ia berjalan mencari tempat berteduh untuk menenangkan hatinya. Lama Ia duduk di bawah pohon Beringin sambil menangis. Air mata yang tak dapat ditahan lagi mengalir deras hingga menenggelamkan segala yang ada di bawah pohon beringin itu termasuk dirinya sendiri.
Banjir air mata telah membentuk telaga kecil. Airnya sebening air mata dan warnanya biru pupil mata nona endo Lisawa. Mereka berikrar selamanya akan menjaga dan memelihara Telaga Biru itu.
Jejak Telaga Biru di Halmahera Utara
Telaga Biru |
Sumber : Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara Karya Yustitia Angelia penerbit Lintas Media