-->

Dongeng Si Kancil - Sabuk Nabi Sulaiman

Haloo sahabat Blog Cerita Rakyat Indonesia, 
Di serial Cerita Si kancil kali ini, Tim CRI akan membawakan cerita yang berjudul " Sabuk Nabi Sulaiman ".

Dongeng Si Kancil
Dongeng Si Kancil
Kancil baru saja lepas dari bahaya maut. Para buaya yang hendak memakannya telah ditipu mentah-mentah. Kencil kini bisa berjalan dengan santai. Perutnya mulai terasa lapar karena seharian dipakai untuk berlari dan berjalan guna menyelamatkan diri. Kini ia berjalan-jalan di tepi hutan. 

Tapi Hup ! Ada macan lapar datang menghadangnya. " Cil ! Aku sudah tiga hari tidak makan daging...!" Kata pak Macan dengan liur menetes, ia sudah ingin sekali menyantap daging Kancil. " Mau memakanku? Siapa takut ? Boleh saja!" kata Kancil seperti tanpa beban dan rasa takut. 

"Betulkah Cil ? Kau mau kumakan?" tanya Macan dengan girang dan mata berbinar. " Aku maklum, aku kan hewan kecil, mau menolak juga tidak bisa, tapi...." kata Kancil. 
"Kenapa Cil...?" kata Macan. 
"Sebelum aku mati, ijinkan aku minta satu hal." kata Kancil 
" Apa itu Cil?" kata Macan. 
" Biarkan aku mencari makanan sebentar saja di sekitar sini, aku akan makan daun atau apa saja, syukur kalau ada mentimun." kata Kancil. Baiklah Cil permintaan terakhirmu kukabulkan." kata Macan. "Terima kasih Macan yang baik, sekarang tolong pejamkan matamu barang sebentar." kata Kancil. 

"Lho? Kok pakai pejamkan mata segala Cil?" 
" Iya Can, seperti main petak umpet, toh aku tak bisa lari terlalu jauh darimu." 
"Baiklah, Cil ! Kupejamkan mataku." Lalu Kancil berlari sekuat tenaganya. "Sudah Cil ?" " Beluuuum....!" 
" Sudah Cil ?" tanya macan sekali lagi. "Beluuuum!" jawab Kancil dengan suara seperti sayup-sayup agaknya dia sudah berada di kejauhan. 
" Sudah Cil?" kini Kancil tidak menjawab lagi. Macan segera membuka sepasang matanya. " Waaauw..! Kemana Kancil ? Jangan-jangan dia menipuku." 

Macan berusaha mencari ke sana kemari, namun sudah sekian lama tidak ia temukan si Kancil. "Bodohnya aku..! geram si Macan. " Mestinya aku tak usah menuruti omongan Kancil, seharusnya begitu ketemu tadi langsung kemakan saja." Geram si Macan. Dengan amarah meluap-luap ia mencari Kancil. " Huh ! Kemana hewan kecil dan licik itu ! " Awas kau Cil !" geram si Macan. 

Sementara itu Kancil terus berjalan dan mencari persembunyian yang aman. Sesekali  ia menoleh ke belakang, takut kalau-kalau Macan berlari kencang datang menyusulnya. "Mudah-mudahan Macan sakit perut, sakit gigi, tertusuk duri atau dimakan setan sehingga tak bisa mengejarku," gerutu Kancil sambil terus berjalan cepat. 

Otaknya berputar keras, bagaimana caranya ia meloloskan diri dari kejaran macan. Karena sering menoleh ke belakang ia kurang waspada terhadap keadaan yang ada di depannya. " Hup ! Aduh, hampir saja aku menabrak ular yang sedang tidur ini ." kata Kancil sembari menahan langkahnya. 

Kancil istirahat tak jauh dari si Ular yang sedang tidur sembari mencari akal. Saat itu hari semakin siang, Macan semakin kelaparan. "Grrrr...! Kancil kurang ajar ! Sembunyi dimanapun kau pasti dapat kutemukan, aku bisa mencium bau jejak kaki dan keringatmu dari kejauhan." Tak berapa lama kemudian. 

"Nah ! Ini dia...!" kata Macan dengan girang setelah menemukan Kancil. "Sssst ! desis Kancil lirih, jangan bicara keras-keras, Can..." 
"Mau apa lagi? Mau Menipuku ?" 
"Tidak..! Tenang sajalah dulu !" Sahut Kancil dengan enteng. 
"Usus didalam perutku sudah meronta-ronta, aku sudah suangaaat luaaapaar, Cil ! Sudahlah relakan dirimu kumakan." 
"Sabar, aku duduk di sini sebenarnya sedang bertugas, aku diperintah oleh Baginda Nabi Sulaiman." 
"Jangan ngaco ! Apa tugasmu?" kata Macan. 

"Mari ikut aku," kata Kancil sembari mengajak Macan mendekati si Ular yang sedang tidur. Sepintas ular itu seperti sabuk yang digulung rapi. " Cil ini kan ular?" kata Macan. " Wah, bodohnya kau ini. Ini bukan ular hidup. Ini adalah sabuknya Baginda Nabi Sulaiman, penguasa para binatang. Siapa yang memakai sabuk ini maka dia akan ditakuti seluruh binatang di dunia ini." 

"Boleh kucoba Cil ?" " Kalau tidak boleh kau langsung kemakan." kata Macan.
"Ba...baiklah kalau begitu." kata Kancil. Macan segera menjulurkan lidah dan lehernya, ia bermaksud mengelus-elus sabuk itu sebelum memakainya. "Hem...halus juga sabuk ini..." desah Macan sambil terus menjilati benda yang dianggapnya sabuk itu. 

Tapiii...."Macan kurangajar! tiba-tiba si Ular terbangun dari tidurnya." Beraninya kau mengganggu waktu istirahatku." Kata si Ular. Secepat kilat Ular besar itu membelit tubuh Macan dan menggigitnya disana-sini. Macan juga tak mau kalah ia juga balas menggigit perut Ular dan mencakar-cakar tubuh Ular itu, keduanya bertarung seru dalam waktu yang lama. 

" Hihihihihihi...!" kancil tertawa, "Aku tak mau tahu siapa yang akan menang dan bertahan hidup, lebih baik aku segera menyingkir jauh-jauh dari tempat ini. Selamat tinggal Macan yang bodoh.


Demikian lah Cerita/Dongeng Si Kancil yang berjudul " Sabuk Nabi Sulaiman ". Nah dari Cerita/Dongeng diatas adik-adik bisa belajar bahwa kita sebagai manusia juga cerdik dalam berfikir sebelum bertindak dan tenang dalam menghadapi tantangan sehingga apa yang kita hasilkan sesuai dengan keinginan kita  seperti Dongeng Si Kancil diatas tadi yaa.

Sumber : Kumpulan Dongeng Si Kancil Penerbit "Zahra Book" Penulis MB Rahimsyah AR 


Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel