Cerita Rakyat Sumbar - Legenda Malin Kundang
November 28, 2015
Edit
Halo sahabat Blog Cerita Rakyat Indonesia,
Di serial Cerita Rakyat kali ini, Tim Cerita Rakyat Indonesia akan membawakan cerita yang berjudul " Cerita Legenda Malin Kundang " yang berasal dari daerah Sumatera Barat (Sumbar)Legenda Malin Kundang |
Begitulah kehidupan sehari-hari mereka. Jika ada waktu luang, Malin akan memanfaatkan waktunya untuk bermain glonggong (sejenis pedang tumpul yang terbuat dari batang pepaya yang lentur). Malin sangat cekatan memainkan glonggong. Di kampung itu, tidak ada seorang pun yang bisa mengalahkan Malin Kundang dalam permainan glonggong.
Suatu ketika, ada salah seorang nahkoda kapal yang menantangnya untuk bertanding glonggong. Ia ingin menguji kemampuannya. Ternyata nahkoda itupun terkalahkan oleh Malin. Akhirnya, ia menawarkan kepada Malin untuk menjadi salah satu dari awak kapal dagangnya. Saat itu, Malin berusia sepuluh tahun. Bisa me,ihat dunia luar dan mendapatkan gaji sebagai awak kapal adalah kebahagian yang tidak pernah ia bayangkan.
Malin pun meminta izin pada ibunya untuk ikut berlayar. Awalnya, sang ibu tidak mengizinkan Malin pergi,. Namun karena Malin terus mendesak, akhirnya sang ibu mengalah. Saat mengantar kepergian anaknya, ia membekali Malin dengan keris dari ayah Malin dan kue pisang kukus kesukaan Malin. "Bawalah keris peninggalan ayahmu dan kue ini untuk bekalmu, Nak. Dan jangan pernah lupakan ibumu ini", ucap sang ibu dengan berat hati. Akhirnya, Malin pun pergi berlayar.
Ternyata keberadaan Malin di kapal itu sangat disukai. Selain karena ia sangat rajin dan selalu siap menolong, ia sering menyelamatkan kapal dari serangan perompak.
Beberapa tahun berlalu, kini Malin telah menjadi dewasa dan menjadi seorang nahkoda yang mengepalai banyak kapal dagang. Ia pun berhasil memperistri salah seorang putri raja yang jelita. Suatu ketika, samapailah kapal mereka di kampung halaman tempat Malin dulu dibesarkan. Ibu Malin sangat senang mengetahui kesuksesan Malin. Ia segera membungkus beberapa kue pisang kesukaan anaknya danlam sehelai kain yang lusuh dan pergi menjumpai nahkoda Malin.
Namun, harapan ibu Malin pupus ketika melihat tingkah Malin yang congak di depan istrinya. Ia berpura-pura tak mengenal ibunya. Bahkan dengan kejam, ia melemparkan bungkusan kain lusuh yang berisi kue pisang kesukaannya hingga kue-kue itu hancur berhamburan. Ibu Malin sangat sakit hati. Ia melihat kapal anaknya yang bertolak dari pantai, sambil berdoa dalam hatinya, agar Tuhan menghukum anaknya. Tidak lama setelah kapal itu bertolak, badai pun datang. Air laut yang bergelora menerjang dan membanting kapal besar yang sangat megah tersebut. Bangkal kapal berhamburan beserta segala isinya.
Tidak lama setelah kapal itu hancur, badai pun reda. Selain serpihan pecahan kapal, di pantai itu terlihat ada sebuah batu yang mirip dengan sosok Malin yang sedang bersimpuh. Batu manusia itu terus mengeluarkan air, seperti sedang menangis. Masyarakat sekitar meyakini bahwa bati itu adalah jelmaan Malin yang durhaka.
Jejak Simaling Kundang
Jejak Simaling Kundang
- Cerita Legenda Kundang menceritakan kasih sayang orang tua yang begitu mudah dilupakan oleh sang anak. Hikmah yang bisa kita ambil dari cerita ini adalah sebagai anak kita tidak boleh durhaka kepada Orang Tua kita yang membesarkan dan mengasuh kita dengan sepenuh hati.
- Batu yang dianggap sebagai jelmaan Malin Kundang kini masih bisa dijumpai di Pantai Aia Manih ( Air Manis ), Kota Padang, Sumatera Barat.
- Cerita Rakyat lain dari Sumatera Barat : Kecerdikan Adit yawarman Mengdu Kerbau, Mak Isun Kayo, Asal Usul Danau Maninjau, Asal Mula Sungai Ombalin dan Danau Singkarak, Sabai nan Aluih, dan Samang Putih.
- Cerita Rakyat Sumatera Selatan - Serunting Sakti Si Pahit Lidah
- Cerita Rakyat Sumut - Asal Mula Danau Toba
- Cerita Rakyat Jambi - Dongeng Putri Tangguk