-->

Cerita Rakyat Jawa - Legenda Roro Jonggrang

Haloo sahabat Blog Cerita Rakyat Indonesia, 
Di serial Cerita Rakyat kali ini, Tim CRI akan membawakan cerita yang berjudul " Roro Jonggrang dan Candi Prambanan ".

Cerita Rakyat Jawa
Cerita Legenda Roro Jonggrang dan Candi Prambanan
Di Jawa Tengah, pada zaman dahulu ada sebuah kerajaan bernama Pengging. Sang raja mempunyai seorang putera bernama Joko Bandung. Joko Bandung adalah seorang pemuda perkasa, seperti halnya sang ayah ia juga mempunyai berbagai ilmu kesaktian yang tinggi.

Tapi sayang Joko Bandung yang sudah dewasa belum mau berumah tangga. Suatu saat sang Raja memanggilnya. Ia ditanya mengapa belum mau berumah tangga. Jaka Bandung ingin menguasai  kerajaan Prambanan. Maka Jaka Bandung memimpin pasukan Pengging berperang melawan pasukan Prambanan. Pada saat itu Kerjaan Prambanan di pimpin oleh Raja Boko.

Raja bertubuh raksasa itu mulai menyerang terlebih dahulu, ia berlari kencang ke depan, diikuti pasukan dibelakangnya. Pasukan Pengging yang berhamburan dan berusaha banggkit tidak sempat lagi bersiap-siap menghadapi serbuan lawan. Dengan mudahnya Raja Boko menangkap satu persatu pasukan Pengging lalu dilempar tinggi ke udara, tentu saja tentara itu mati ketika jatuh ke tanah. Pasukan Prambanan juga dengan enaknya membantai pasukan Pengging yang kocar-kacir tak karuan.

Tapi....tiba-tiba muncullah Jaka Bandung. Menghadang laju Raja Boko. Raja Boko mengayunkan tangan kanannya bermaksud menyambar leher Bandung Bandawasa namun pemuda itu justru menangkap lengan Raja Boko dan dengan gerakan super cepat tubuh Raja Boko dilempar ke arah Prajurit Prambanan.

" Breeeegggg....!"
Tubuh Raja Boko terlempar dan terjerembab ke arah prajuritnya. Para prajurit yang tertindih Raja Boko seketeika mati lemas. Raja Boko masih bermaksud bangkit berdiri namun terlambat. Bandung Bandawasa meloncat dan menendang pinggangnya. Seketika Raja Boko muntah darah dan tewas ambruk ke tanah.

Mengetahui Rajanya yang perkasa tewas di tangan Bandung Bandawasa maka prajurit takluk menyerahkan diri. Jaka Bandung diantar ke istana. Begitu memasuki istana kaputren ia melihat Roro Jonggrang yang cantik jelita. Jaka Bandung seketika jatuh cinta dan ingin menikahi gadis itu. " Hamba bersedia diperistri asalkan Paduka mampu membuatkan seribu candi dan dua buah sumur yang sangat dalam, dalam waktu satu malam," kata Roro Jonggrang.

Di luar dugaan Jaka Bandung menyanggupi permintaan Roro Jonggrang itu. Jaka Bandung dibantu para jin dan makhluk halus lainnya membuat seribu candi. Tengah malam candi itu hanya kurang satu. Melihat kejadian tersebut, Roro Jonggrang heran dan juga terkejut. Karena bangunan candi yang begitu banyak sudah hampir selesai.

Roro Jonggrang panik, ia segera memanggil kepala dayang Istana. Bibik Emban cepat memutar otak. Lalu bersama Roro Jonggrang ia membangunkan gadis-gadis desa Prambanan agar menumbuk padi sambil memukul-mukulkan alu pada lesung sehingga kedengaran suara yang riuh-rendah.

Sementara itu para pemuda desa diperintahkan untuk membakar kayu dan tumpukan jerami di sebelah timur Prambanan.

Akibat bunyi lesung yang dipukul berkali-kali membuat ayam jantan di seluruh Prambanan kaget. Ayam Jantan pun berkokok bersahut-sahutan. Mendengar suara-suara tersebut, makhluk halus segera menghentikan pekerjaannya. Disangkanya hari telah pagi apalagi mereka melihat warna merah seperti fajar di sebelah timur.

Bandung Bandawasa meninggalkan mereka kini pemuda itu menuju bangunan candi yang jumlahnya kurang satu untuk menjadi seribu. Namun ketika sampai disana hari benar-benar sudah pagi. Matahari sudah menampakkan sinarnya.

"Sudahlah Raden ...Paduka jelas tidak mampu memenuhi permintaan hamba, maka....!"
"Cukup ! Aku tahu ada sesuatu yang tidak beres!" ptong Bandung Bandawasa. " Raden adalah seorang satria harus memegang teguh janjinya. Sekarang hari sudah betul-betul pagi. Matahari sudah menampakkan sinarnya. Dan Raden tidak mampu memenuhi syarat membuat seribu candi!".

Bandung Bandawasa berdiri tegak di hadapan Roro Jonggrang. Giginya gemeretak menahan amarah. Roro Jonggrang nampak ketakutan. Ia mundur beberapa langkah. Bandung Bandawasa mendekati gadis yang dicintainya dan berkata. " Roro Jonggrang ! Kau ini hanya mencari-cari alasan. Kalau kau tidak mau jadi istriku kenapa tidak kau katakan dengan jujur saja! Kenapa kau gunakan tipu muslihat untuk mengelabuiku. Kau ini keras kepala seperti batu.

Ucapan pemuda sakti itu tak bisa ditarik lagi. Seketika Roro Jonggrang berubah menjadi arca batu besar di candi Prambanan. Bandung Bandawasajuga mendatangi anak-anak gadis di sekitar Prambanan yang diperintah membunyikan lesung.

Dengan penuh amarah para gadis itu dikutuk oleh Bandung Bandawasa dengan ucapan. " Kalian telah membantu Roro Jonggrang berbuat curang! Maka dari sekarang aku kutuk kalian menjadi perawan tua ! Kalian tidak akan laku kawin sebelum mencapai umur tua!".

Demikianlah kisah legenda asal mula Candi Sewu atau candi Roro Jonggrang.  Candi yang dibuat oleh para makhlus halus, meskipun jumlahnya belum mencapai seribu disebut Candi Sewu yang berdekatan dengan Candi Roro Jonggrang. Maka candi Prambanan disebut juga Candi Roro Jonggrang.

Sedangkan gadis-gadis di daerah itu kebanyakan tidak laku kawin sebelum mencapai umur tua, atau sebelum mereka pindah ke tempat lain.


Sumber : Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara Karya Yustitia Angelia penerbit Lintas Media




Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel