-->

Kisah Kera dan Ayam Dari Sulawesi Tenggara

Haloo sahabat Blog Cerita Rakyat Indonesia, 
Di serial Cerita Rakyat kali ini, Tim CRI akan membawakan cerita yang berjudul " KISAH KERA DAN AYAM  ". Cerita Rakyat ini berasal dari daerah Sulawesi Tenggara.

Kisah Kera dan Ayam
Kisah Ayam dan Kera
Pada Zaman dahulu, ada dongeng menarik tentang persahabatan antara kera dan ayam. Nampaknya mereka selalu rukun dan damai. Tapi, kenyataannya tidaklah demikian. Setelah sekian lama mereka bersahabat, barulah terlihat kelakuan buruk si kera. 

"Hai, ayam, sahabatku," panggil kera. "Sore-sore begini enaknya kita jalan -jalan. Maukah kau pergi bersamaku?". "Memang kita mau pergi ke mana?" tanya ayam. " Aku akan mengajakmu ke hutan, tempat aku biasa bermain. Disana tempatnya indah. Pasti kamu suka!" ujar si kera seraya membujuk. 

Ayam tertarik dengan ajakan si kera. Tanpa rasa curiga, Ia mengikuti kera untuk berjalan-jalan di hutan. Hari semakin gelap, perut kera mulai meronta-ronta minta diisi. Saat itulah timbul niat busuk kera untuk mencelakai ayam. 

"Hehehee...untuk apa aku susah-susah mencari makanan. Di depanku saja sudah ada makanan yang sangat lezat," pikir kera. 

Dilihatnya ayam tampak kebingungan masuk ke dalam hutan. Ayam itu tampak besar dan segar. Kera berpikir, jika ayam hendak dimakannya, lebih baik jika tanpa bulu. Oleh karena itu, ia hendak mencabuti bulu ayam terlebih dahulu. 

Ayam dan kera semakin jauh masuk ke dalam hutan. Saat itu hari makin gelap, kera pun melaksanakan niatnya. Ia segera menangkap ayam. Ayam tampak terkejut melihat perlakuan kera. Kera yang jahat itu kemudian mencabuti bulu-bulu si ayam. Dengan sekuat tenaga, ayam meronta-ronta, Ayam mencoba lari dari cengkeraman si kera. Setelah berusaha keras tanpa mengenal lelah, ayam berhasil melarikan diri. Ayam berlari sekencang-kencangnya keluar dari hutan. 

Setelah sekian lama Ayam berlari, tibalah ia dirumah sahabatnya yang lain. Ayam tiba di rumah kepiting. Kepiting yang melihat ayam tampak kelelahan membuatnya penasaran. Ia pun berkata,"Wahai ayam,apa gerangan yang terjadi padamu? Mengapa nafasmu terengah-engah? Bulu-bulumu rontok semua?" tanya kepiting. 

"Oh Kepiting, aku dicelakai oleh sahabatku sendiri si kera. Ia hendak memakanku," jawab ayam dengan napasnya yang masih terengah-engah. "Kurang ajar! Betapa teganya kera berbuat seperti ini kepadamu," ucap kepiting tidak percaya. 

"Memang kurang ajar tega-teganya dia punya niat jahat seperti itu!" sahut ayam. " Hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Kera harus kita beri pelajaran!" ucap kepiting dengan geram. 

Ayam dan kepiting kemudian mengatur siasat untuk memberi pelajaran kepada si kera. Beberapa bulan kemudian setelah bulu-bulu ditubuh ayam telah pulih, kepiting dan ayam menemui kera. Ayam masih tampak ketakutan melihat si kera. Akhirnya kepitinglah yang berbicara kepada kera. "Hai kera, dua hari lagi aku dan ayam hendak pergi berlayar ke pulau seberang. Di pulau itu banyak buah-buahan yang matang dan lezat," ujar kepiting. 

"Benarkah? Bolehkah aku ikut berlayar dengan kalian," ucap kera penuh harap. "boleh...boleh saja...!" kata kepiting. Sebelumnya Perahu dari tanah liat telah tersedia. Ayam dan kepiting sengaja mempersiapkan jauh-jauh hari. Dua hari kemudian mereka bertiga naik perahu menuju seberang. 

Perahu semakin lama semakin menjauh dari tepian. Kera sudah mulai membayangkan betapa lezatnya buah-buahan yang akan disantapnya nanti, sedangkan ayam dan kepiting mulai memberi sandi. 

Ayam berkokok, " Aku lubangi kok...!"
Si kepiting menjawab, " Tunggu sampai dalam sekali!" 

Setiap Kepiting selesai berkata begitu, ayam mematuk-matuk perahu itu. Mereka kemudian mengulangi permainan itu lagi. Si kera sama sekali tak mengerti apa sebenarnya yang dilakukan ayam dan kepiting. Lama-kelamaan perahu yang mereka tumpangi bocor. 

Kera mulai panik tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. Perahu semakin lama semakin tenggelam. Kepiting dan ayam bisa menyelamatkan diri. Si kepiting menyelam ke dasar laut, sedangkan si ayam dengan mudah terbang ke darat. Tinggalah si kera yang tampak ketakutan. Pada dasarnya kera paling takut air, apalagi air laut. Ia berusaha meronta-ronta minta tolong, tapi siapa yang menolongnya. Ia juga tak bisa berenang, maka matilah si kera yang licik itu. 

 Sumber : Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara Karya Yustitia Angelia penerbit Lintas Media

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel