Cerita Rakyat Bali - Legenda Danau Batur
Mei 14, 2016
Edit
Haloo sahabat Blog Cerita Rakyat Indonesia.
Di serial Cerita Rakyat kali ini, Tim Cerita Rakyat Indonesia akan membawakan cerita yang berjudul " Cerita Rakyat Bali - Legenda Danau Batur " yang berasal dari daerah Bali tepatnya di Kintamani .
Cerita Rakyat Bali - Legenda Danau Batur
Legenda Danau Batur |
Jika sampai dua hari Kebo Iwa tidak makan maka ia akan marah. Jika marah ia akan mengamuk dan merusak apa saja yang ada di depannya. Tak perduli rumah atau pura akan dirusaknya. Kebun dan sawah juga akan dirusaknya.
Karena tubuhnya yang sangat besar, makannya pun sangat banyak. Porsi makan Kebo Iwa sama seperti menyiapkan makanan seratus orang. Walau penduduk desa sudah tidak membutuhkan tenaganya, mereka tetap harus menyediakan makanan untuk Kebo Iwa. Karena jika Kebo Iwa lapar ia akan marah dan menghancurkan apa saja.
Hingga tibalah musim kemarau. Semua lumbung padi milik penduduk mulai kosong. Beras dan bahan makanan lain sudah sulit diperoleh. Setelah sekian lama, hujan tidak kunjung datang. Penduduk mulai khawatir keadaan Kebo Iwa. Sebab, jika ia lapar pasti akan mengamuk.
Benar saja kekhawatiran penduduk. Suatu hari Kebo Iwa merasa lapar, tapi makanan belum siap karena persedian penduduk desa sudah habis. Jangankan untuk Kebo Iwa, untuk mereke sendiri saja sudah tidak ada.
Kebo Iwa pun marah dan mengamuk. Ia menghancurkan rumah-rumah milik penduduk. Pura sebagai tempat ibadah juga tidak luput dari amukan Kebo Iwa. Penduduk melarikan diri ke desa tetangga. Tapi Kebo Iwa terus mengejar sambil berteriak-teriak, "Mana makanan untukku! Atau kalian lebih suka kuhancurkan !"
Kebo Iwa semakin ganas. Ia tidak hanya menghancurkan bangunan, tetapi juga memakan hewan-hewan ternak milik penduduk. Para penduduk pun juga jadi keganasan Kebo Iwa. Melihat keganasan Kebo Iwa penduduk jadi kesal dan marah. Mereka mengatur siasat untuk membunuh Kebo Iwa. Dengan segala macam cara akhirnya mereka bisa mengumpulkan makanan yang banyak lalu mendekati Kebo Iwa.
Pada saat itu Kebo Iwa baru saja menyantap seekor kerbau. Ia kekenyangan dan berbaring diatas rumput.
"Hai Kebo Iwa....!" tegur Kepala Desa.
"Ada apa? Mau apa kalian mendekatiku?" tanya Kebo Iwa dengan curiga.
"Sebenarnya kami masih membutuhkan tenagamu. Rumah-rumah dan pura banyak yang kau hancurkan. Bagaimana kalau kau membantu kami membangunnya kembali. Kami akan menyediakan makanan yang banyak untukmu sehingga kau tak kelaparan lagi." kata Kepala Desa.
"Makanan...? Kalian akan menyediakan makanan enak untukku?" mata Kebo Iwa berbinar mendengar kata makanan. " Oke aku setuju..aku akan membantu kalian ?"
"Tapi kau juga harus membantu kami membuat sumur besar, kerana kebutuhan air penduduk semakin meningkat."
"Tidak masalah, aku akan buatkan untuk kalian!"
Kebo Iwa senang tidak curiga sedikit pun. Keesokan harinya, Kebo Iwa mulai bekerja. Dengan waktu yang terhitung singkat, beberapa rumah sudah selesai dikerjakan oleh Kebo Iwa. Sementara itu para warga sibuk mengumpulkan batu kapur dalam jumlah besar. Kebo Iwa bingung mengapa para warga sangat banyak mengumpulkan batu Kapur. Padahal batu kapur untuk keperluan rumah dan pura sudah mencukupi.
"Mengapa kalian mengumpulkan batu kapur begitu banyak?" tanya Kebo Iwa.
"Ketahuilah Kebo Iwa. Setelah kamu selesai membuat rumah dan pura milik kami, kami akan membuatkanmu rumah yang besar dan sangat indah," kata Kepala Desa.
Kebo Iwa sangat senang mendengarnya. Tidak ada kecurigaan sedikitpun darinya. Ia semakin semangat membantu warga. Hanya dalam beberapa hari, rumah-rumah dan pura milik penduduk sudah selesai dikerjakan. Pekerjaannya hanya tinggal menggali sumur besar. Pekerjaan ini memakan waktu cukup lama dan memerlukan lebih banyak tenaga. Kebo Iwa menggunakan tangannya yang besar dan kuat untuk menggali tanah sampai dalam. Semakin hari lubang yang dibuatnya semakin dalam. Tubuh Kebo Iwa pun semakin turun ke bawah. Tumpukan tanah bekas galian yang berada di mulut lubang pun semakin menggunung. Karena kelelahan ia berhenti untuk istirahat dan makan. Ia makan sangat banyak Karena kelelahan setelah makan ia mengantuk, ia pun tertidur dengan mengeluarkan suara dengkuran yang amat keras.
Suara dengkuran Kebo Iwa terdengar oleh para penduduk yang sedang berada diatas sumur. Akhirnya, para penduduk segera berkumpul di tempat lubang sumur tersebut. Mereka melihat Kebo Iwa sedang tertidur pulas di dalamnya. Pada saat itulah Kepala Desa meminpin warganya untuk melemparkan Batu Kapur yang telah disiapkan sebelumnya ke dalam sumur. Karena tertidur lelap, Kebo Iwa tidak menyadari dirinya dalam bahaya.
Ketika air di dalam sumur yang bercampur kapur sudah mulai meluap dan menyumbat hidung Kebo Iwa, barulah raksasa itu tersadar. Namun, lemparan batu dari warga semakin banyak. Kebo Iwa tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Meskipun memeiliki badan yang sangat besar dan tenaga yang sangat kuat, ia tidak mampu melarikan diri dari tumpukan kapur dan air sumur yang kemudian menguburnya hidup-hidup. Kebo Iwa menggelepar-gelepar selama beberapa saat, gerakannya menimbulkan gempa sesaat tapi kemudian reda dan diam. Kiranya Kebo Iwa telah tewas terkubur di dalam sumur.
Sementara itu air sumur semakin lama semakin meluap. Air sumur itu membanjiri desa dan membentuk danau. Danau itu kini dikenal dengan nama Danau Batur. Sedangkan timbunan tanah yang cukup tinggi membentuk bukit menjadi sebuah gunung dan disebut Gunung batur.
Cerita Rakyat lainnya dari Pulau Jawa :
- Legenda Sangkuriang dan Dayang Sumbi, cikal bakal Gunung Tangkuban Perahu
- Cerita Rakyat Banten - Legenda Batu Kuwung
- Cerita Legenda Nyai Roro Kidul
- Cerita Legenda Roro Jonggrang dan Candi Prambanan
Demikian cerita rakyat Bali yang berjudul " Cerita Rakyat Bali - Legenda Danau Batur " semoga kita bisa mendapat pelajaran penting dari cerita diatas untuk kita bagikan kepada anak dan cucu kita.