Cerita Rakyat Jawa Barat - Legenda Sangkuriang
Mei 01, 2016
Edit
Halo sahabat Blog Cerita Rakyat Indonesia,
Di serial Cerita Rakyat kali ini, Tim CRI akan membawakan cerita yang berjudul " Cerita Rakyat Jawa Barat - Legenda Sangkuriang ". Cerita Rakyat ini berasal dari daerah Jawa Barat
Cerita Rakyat Jawa Barat - Legenda Sangkuriang
Cerita Legenda Sangkuriang |
Prabu Galuga adalah seorang raja yang suka berburu. Biasanya ia ditemani seekor anjing istana jelmaan dewa. Pada suatu hari baginda berburu ke hutan dengan serombongan pengawal. Tapi hampir seharian ia tidak mendapat seekor binatang sekalipun, setiap kali membidikkan anak panahnya selalu melesettak pernah mengenai sasaran. "Ada apa ini? Kenapa anak panahku tak pernah mengenai sasaran?" sang Prabu bertanya heran dalam hatinya.
Sang Prabu kesal sekali karena tak dapat hewan buruan. Suatu ketika ia pergi ke semak belukar di sana ia membuang air kecil yang ditahannya sejak tadi. Air seni Prabu Galuga tersisa dan menggenang di cekungan tempurung kelapa yang tergeletak di bawah rerimbunan. Di hutan itu ada seekor babi hutan jelmaan bidadari yang harus menjalani hukuman di dunia. Babi hutan itu bernama Celeng Wayungyang.
Saat itu musim kemarau yang panas. Setelah baginda dan rombongannya meninggalkan tempat itu, datanglah Celeng Wayungyang yang merasa kehausan. Ia menjilati air seni baginda yang ada di cekungan tempurung kelapa. Atas kehendak dewata, babi betina itu hamil. Sembilan bulan kemudian bayi itu melahirkan seorang manusia perempuan. Pada saat itu, prabu Galuga kebetulan tengah berburu pula di tempat yang sama seperti sembilan bulan yang lalu.
Prabu galuga merasa heran mendengar tangisan bayi di tengah hutan. Makin lama suara tangisan bayi makin keras. Prabu Galuga seperti ditarik kekuatan gaib, sepesang kakinya melangkah kearah sang bayi. Tentu saja Celeng Wayungyang ketakutan dan melarikan diri.
"Hah? Seorang bayi?" pekik sang Prabu Galuga saat mengetahui ada sosok bayi tergeletak di rerumputan. Prabu Galuga segera menggendong bayi tersebut. Bayi itu kemudian dibawa ke istana, diangkat menjadi anak prabu Galuga dan diberi nama Nyi Dayang Sumbi.
Tujuh belas tahun kemudian Dayang Sumbi telah tumbuh menjadi seorang dara cantik jelita. Kecantikan Dayang Sumbi terkenal sampai ke negara tetangga, hampir setiap pekan datang lamaran. Namun Dayang Sumbi selalu menolaknya. Sang Prabu menjadi marah sekali. " Dayang Sumbi hanya ada dua pilihan bagimu. Mau manikah atau kuasingkan kau di tepi hutan." Karena Dayang Sumbi tetap tak mau menikah maka ia diasingkan di tepi hutan dan dibuatkan dangau di tepi hutan. Temannya sehari-hari hanya seekor anjing bernama si Tumang (anjing jelmaan dewa). Pekerjaannya sehari-hari adalah menenun kain.
Pada suatu hari ketika sedang menenun salah satu tongkatnya jatuh ke bawah dangau. Ia merasa malas untuk turun ke bawah maka ia mengucapkan kata-kata "Siapa yang mau mengambilkan tongkatku ia akan kujadikan suamiku..." Tak disangka si Tumang naik ke atas sambil membawa tongkat itu. Kiranya anjing ini mendengar perkataan Dayang Sumbi. Bukan main terkejutnya Dayang sumbi melihat siapa yang naik ke pondok membawa tongkat. Dayang Sumbi hendak menolak kenyataan yang ada namun tiba-tiba terdengar suara tanpa rupa, " Dayang Sumbi! Kau adalah keturunan bidadari, bidadari pantang menjilat ludahnya sendiri, lagi pula si Tumang memang jodohmu. Sesungguhnya anjing itu adalah jelmaan dewa.
Terpaksa Dayang Sumbi harus bersuamikan seekor anjing walaupun anjing itu jelmaan dewa. Hari-hari berlalu. Dayang Sumbi dikaruniai seorang bayi laki-laki yang tampan. Bayi itu diasuhnya dengan penuh kasih sayang. Ia diberi nama Sangkuriang. Tak terasa tujuh tahun berlalu. Sangkuriang kecil sudah pandai berburu binatang bersama si Tumang. Sangkuriang tak pernah tahu, tak pernah menyadari kalau si Tumang adalah ayahnya. Sabab Dayang Sumbi tidak pernah bercerita siapa sesungguhnya si Tumang itu.
Pada suatu hari sangkuriang berburu ke hutan bersama si Tumang. Namun sudah sekian lama mereka tidak menemukan satu ekor hewan pun. Suatu ketika Sangkuriang melihat babi hutan besar, Ia mencabut anak panah. Membidik tepat ke arah si babi hutan. Namun sebelum anak panah itu dilepas si babi hutan keburu lari, menyelinap ke dalam semak belukar. Tumang diperintah mengejar namun tidak mau. Sangkuriang jadi marah. Kini ia mengarahkan bidikan panahnya ke arah si Tumang. Tembakan anak panahnya tepat mengenai perut si Tumang. Si Tumang menjerit keras kemudian tubuhnya ambruk ke tanah.
Sangkuriang menyembelih anjing itu, mengambil bagian-bagian daging yang paling enak dan hatinya. Daging dan hatinya anjing dibungkus dan dibawanya pulang. Hati dan daging itu dimasak oleh Dayang Sumbi dan dimakan bersama-sama dengan sangkuriang. SElesai makan Dayang Sumbi mencari si Tumang. "Sangkuriang, ke mana si Tumang?" Sangkuriang menjawab. " Bu ....anjing itu tadi kusuruh menyerang babi hutan malah diam saja. Akhirnya....dialah yang kupanah dan kuambil daging dan hatinya. " "Apa?" pekik Dayang Sumbi kaget. Sepasang mata Dayang Sumbi merah menyala pertanda marah. Ia mengambil benda sipukulnya anak itu dengan centong.
Sangkuriang menjerit kesakitan. Ia diusir dari rumahnya. Diiringi hujan deras dan petir menyambar di langit. Sangkuriang berlari tak tentu arah. Sangkuriang bertekad tidak akan kembali ke rumah. Ia mengembara tak tentu arah sampai akhirnya bertemu seorang pertapa sakti. Ia diangkat sebagai murid terkasih. Semua ilmu kesaktian pertapa itu diwariskan kepada Sangkuriang. Dua belas tahun kemudian sangkuriang sudah menjadi pemuda dewasa. Wajahnya tampan. Tubuhnya gagah perkasa.
Setelah selesai masa bergurunya Sangkuriang pergi mengembara. Dalam pengembaraannya ia sering beradu kesaktian dengan para pendekar. Apabila ia kalah dalam satu pertarungan maka ia tak segan-segan berguru kepada orang yang mengalahkannya, sehingga semakin lama ilmunya semakin tinggi. Pada suatu ketika, dalam petualangannya ia berkelahi dengan raja Jin dan mengalahkan raja jin tersebut sehingga tunduk takluk dan bersedia diperintah apa saja oleh Sangkuriang. Raja Jin berjanji," Suatu ketika saya akan membantu, Tuan!"
"Bagaimana caraku memanggilmu?" tanya Sangkuriang.
"Sebut nama hamba dan hentakkan kaki Tuang tiga kali ke bumi, maka hamba akan datang bersama pasukan hamba." Jawab Raja Jin. "Baiklah kalau begitu " sambut Sangkuriang.
Ia terus mengembara. Di pinggir sebuah hutan. Dan bertemu dengan seorang gadis cantik. Keduanya berkenalan dan sama-sama jatuh cinta. Pada suatu ketika mereka sedang bercengkrama, si gadis mencari kutu di kepala Sangkuriang. Tiba-tiba si gadis terkejut melihat luka di kepala kekasihnya.
Ia menanyakan sebab-sebab terjadinya luka itu. Sangkuriang menceritakan apa adanya. "Kalau begitu kau adalah Sangkuriang anakku sendiri!" pekik gadis itu yang tak lain adalah Dayang Sumbi keturunan bidadari yang tetap awet muda. "Tidak mungkin aku menikah dengan anakku sendiri." kata Dayang Sumbi. Sangkuriang tak percaya dan terus mendesak agar Dayang Sumbi mau jadi istrinya. Dayang Sumbi minta dibuatkan Telaga dan perahu di puncak gunung. Dan harus selesai dalam waktu satu malam, Sangkuriang menyanggupinya. Dibantu para Jin ia membuat telaga. Namun Dayang Sumbi membuat muslihat, tengah malam ia membunyikan lesung hingga ayam berkokok.
Para penduduk ikut terbangun dan segera menumbuk padi. Para jin yang membantu Sangkuriang mengira hari sudah hampir pagi. Mereka menghentikan pekerjaannya membuat telaga yang belum selesai. Sangkuriang marah. Pemuda sakti itu menendang perahu yang dibuatnya, ketika telungkup ke bumi perahu itu berubah menjadi sebuah gunung.
Sesudah itu ia mendekat ke arah Dayang Sumbi. " Aku tak peduli, apapun yang terjadi kau harus menjadi istriku...!". " Sangkuriang sadarlah, kau adalah anakku sendiri!" pekik Dayang Sumbi sembari berlari menjauh. Sangkuriang datang mengejar. Blar ! Tiba-tiba terdengar ledakan dahsyat. Tubuh Dayang Sumbi lenyap tak berbekas. Sangkuriang berteriak-teriak.
Perahu yang ditendang Sangkuriang lama-lama berubah menjadi bukit dan kemudian menjadi gunung yang besar. Gunung itu hingga sekarang dinamakan gunung Tangkuban Perahu.
Sumber : Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara Karya Yustitia Angelia penerbit Lintas Media
Cerita lain dari Pulau Jawa :
Demikian cerita rakyat Jawa Barat yang berjudul " Cerita Rakyat Jawa Barat - Legenda Sangkuriang " semoga kita bisa mendapat pelajaran penting dari cerita diatas untuk kita bagikan kepada anak dan cucu kita.