Cerita Rakyat Jawa Tengah - Timun Mas
Mei 06, 2016
Edit
Halo sahabat Blog Cerita Rakyat Indonesia,
Di serial Cerita Rakyat kali ini, Tim CRI akan membawakan cerita yang berjudul " Cerita Rakyat Jawa Tengah - Dongeng Timun Mas ". Cerita Rakyat ini berasal dari daerah Jawa Tengah.
Cerita Rakyat Jawa Tengah - Dongeng Timun Mas
Dahulu di Jawa Tengah ada seorang janda yang sudah tua. Mbok Rondo namanya. Pekerjaannya hanya mencari kayu di hutan. Sudah lama sekali Mbok Rondo ingin mempunyai seorang anak. Tapi dia hanya seorang janda miskin, lagi pula sudah tua. Mana bisa ia mendapatkan anak.
Pada suatu hari, sehabis mengumpulkan kayu di hutan, Mbok Rondo duduk beristirahat sambil mengeluh. " Seandainya aku mempunyai anak, hidupku agak ringan sebab ada yang membantuku bekerja."
Tiba-tiba bumi bergetar, seperti ada gempa bumi. Di depan Mbok Rondo muncul raksasa bertubuh besar dan wajahnya menyeramkan. Mbok Rondo takut melihatnya.
"Hai Mbok Rondo, kamu menginginkan anak ya? Aku bisa mengabulkan keinginanmu," kata raksasa itu dengan suara keras. "Benarkah?" tanya Mbok Rondo . Rasa takutnya sudah mulai menghilang. "Benar.. Tapi ada syaratnya. Kalau anakmu sudah berumur enam belas tahun, kau harus menyerahkannya kepadaku. Dia akan kujadikan santapanku " jawab raksasa itu.
Karena begitu inginnya dia punya anak maka Mbok Rondo tidak berfikir panjang lagi. Yang penting segera punya anak. "Baiklah, aku tidak keberatan," Jawab Mbok Rondo. Kemudian, raksasa itu memberi biji mentimun kepada Mbok Rondo. Mbok Rondo segera pulang dan menanam benih itu di halaman belakang.
Dua minggu kemudian, tanaman itu sudah berbuah. Di antara buah timun yang tumbuh, ada satu buah yang sangat besar. Warnanya kekuningan. Kalu tertimpa sinar matahari, buah timun itu berkilau seperti emas. Mbok Rondo memetikbuah yang paling besar itu.
Mbok Rondo mengambil pisau dan membelah buah itu. Lalu ia membukanya dengan hati-hati. Astaga. Ternyata ada seorang bayi perempuan yang cantik!. MBok Rondo sangat gembira. Ia menamakan bayi mungil itu Timun Emas.
Hari, bulan dan tahun pun berganti. Timun emas tumbuh menjadi perempuan yang cantik jelita. Mbok Rondo sangat menyayangi Timun Emas. Pagi itu sangat cerah. Mbok Rondo dan Timun Emas bersiap pergi ke hutan untuk mengambil kayu. Tiba-tiba...Bum...Bum...Bumi bergetar dan disusul oleh tawa yang mengelegar.
"Wah, celaka!" tiba-tiba Mbok Rondo teringat akan janjinya. Cepat-cepat Mbok Rondo menyuruh Timun Emas bersembunyi di bawah kolong tempat tidur. " Hai, Mbok Rondo, keluarlah! Aku menagih janjimu," kata raksasa itu. Mbok Rondo keluar menemuinya.
"Aku tahu, kedatanganmu kemari untuk mengambil Timun Emas. Berilah aku kesempatan waktu dua tahun lagi. Kalau Timun Emas aku berikan sekarang, tentu kurang lezat untuk disantap." kata Mbok Rondo. "Benar juga. Baiklah, dua tahun lagi aku akan datang. Kalau bohong, kamu akan kutelan mentah-mentah," ancam raksasa itu. Sambil tertawa, raksasa itu pergi meninggalkan rumah MBok Rondo.
Mbok Rondo menghela napas lega. Kemudian, ia menghampiri anaknya yang masih bersembunyi dibawah kolong tempat tidur. "Anakku keluarlah. Raksasa itu sudah pergi," Kata Mbok Rondo. "Aku tadi mendengar percakapan ibu dengan raksasa itu. Rupanya raksasa itu menginginkan aku," kata Timun Emas.
"Benar Anakku. Tapi, Ibu tidak rela kamu nejadi santapan raksasa itu.,"kata Mbok Rondo sambil memeluk Timun Emas. Air matanya berlinang di pipi. Dua tahun kemudian, Timun Emas sudah dewasa. Wajahnya semakin cantik. Kulitnya kuning langsat. Tapi Mbok Rondo cemas jika teringat janjinya kepada si raksasa.
Pada suatu malam ketika Mbok Rondo sedang tidur, ia mendengar suara gaib dalam mimpinya. "Hai, Mbok Rondo, kalau kau ingin anakmu selamat, mintalah bantuan kepada si Pertapa di bukit Gandul." Esok harinya Mbok Rondo pergi ke Bukit Gandul. Disana ia ketemu dengan seorang pertapa. Pertapa itu memberikan empat bungkusan kecil yang isinya biji timun, jarum, garam dan terasi.
Mbok Rondo menerimanya dengan heran. Sang pertapa menerangkan khasiat dari benda-benda itu. Sesampainya di rumah, ia menceritakan perihal pemberian pertapa itu kepada Timun Emas. "Anakku, mulai saat ini kamu tidak perlu cemas. Kamu tak perlu takut kepada raksasa itu, sebab kamu sudah memiliki penangkalnya. Berdoalah selalu agar Tuhan menyelamatkanmu," kata Mbok Rondo.
Ketika Mbok Rondo sedang menjahit baju untuk Timun Emas, tiba-tiba bumi berguncang pertanda raksasa datang. "Ho..ho..hoo Mana Timun Emas! Ayo, serahkan dia padaku. Aku sudah sangat lapar!" kata raksasa dengan suara menggelegar.
"Baiklah. Akan kubawa dia keluar," kata Mbok Rondo. Ia segera masuk ke rumah. Diambilnya bungkusan pemberian sang pertapa kemudian diberikan kepada Timun Emas. "Anakku, bawalah bekal ini. Pergilah lewat pintu belakang sebelum raksasa itu menangkapmu.
"Baiklah Mbok" Timun Mas segera berlari lewat pintu belakang. " Mbok Rondo, Mana Timun Mas?!" Suara raksasa itu terdengar tidak sabar. "Maafkan aku, Raksasa. Timun Mas ternyata sudah pergi." " Apa kau bilang?" geram raksasa itu.
Namun berkat kesaktiannya, raksasa itu dapat melihat Timun Mas yang sedang melarikan diri. Tanpa berkata-kata lagi, si raksasa langsung mengejar Timun Mas. "Walau lari ke ujung dunia, aku pasti dapat mengejarmu!" teriak si raksasa.
Pada suatu malam ketika Mbok Rondo sedang tidur, ia mendengar suara gaib dalam mimpinya. "Hai, Mbok Rondo, kalau kau ingin anakmu selamat, mintalah bantuan kepada si Pertapa di bukit Gandul." Esok harinya Mbok Rondo pergi ke Bukit Gandul. Disana ia ketemu dengan seorang pertapa. Pertapa itu memberikan empat bungkusan kecil yang isinya biji timun, jarum, garam dan terasi.
Mbok Rondo menerimanya dengan heran. Sang pertapa menerangkan khasiat dari benda-benda itu. Sesampainya di rumah, ia menceritakan perihal pemberian pertapa itu kepada Timun Emas. "Anakku, mulai saat ini kamu tidak perlu cemas. Kamu tak perlu takut kepada raksasa itu, sebab kamu sudah memiliki penangkalnya. Berdoalah selalu agar Tuhan menyelamatkanmu," kata Mbok Rondo.
Ketika Mbok Rondo sedang menjahit baju untuk Timun Emas, tiba-tiba bumi berguncang pertanda raksasa datang. "Ho..ho..hoo Mana Timun Emas! Ayo, serahkan dia padaku. Aku sudah sangat lapar!" kata raksasa dengan suara menggelegar.
"Baiklah. Akan kubawa dia keluar," kata Mbok Rondo. Ia segera masuk ke rumah. Diambilnya bungkusan pemberian sang pertapa kemudian diberikan kepada Timun Emas. "Anakku, bawalah bekal ini. Pergilah lewat pintu belakang sebelum raksasa itu menangkapmu.
"Baiklah Mbok" Timun Mas segera berlari lewat pintu belakang. " Mbok Rondo, Mana Timun Mas?!" Suara raksasa itu terdengar tidak sabar. "Maafkan aku, Raksasa. Timun Mas ternyata sudah pergi." " Apa kau bilang?" geram raksasa itu.
Namun berkat kesaktiannya, raksasa itu dapat melihat Timun Mas yang sedang melarikan diri. Tanpa berkata-kata lagi, si raksasa langsung mengejar Timun Mas. "Walau lari ke ujung dunia, aku pasti dapat mengejarmu!" teriak si raksasa.
Karena terus berlari, Timun Mas melau kelelahan. Dalam keadaan terdesak, Timun Mas teringat akan bungkusan pemberian sang pertapa. Cepat ia taburkannya biji mentimun di sekitarnya. Sungguh ajaib. Mentimun itu langsung tumbuh dengan lebat. Buahnya besar-besar raksasa itu berhenti ketika melihat buah mentimun terhampar di hadapannya. Dengan rakus ia segera melahap buah yang ada, sampai tak satupun tersisa.
"Ha..ha..haaa buah mentimun ini dapat menambah tenaga," kata si raksasa. Setelah kenyang, raksasa itu kembali mengejar Timun Mas. Pada saat itu juga, Timun Mas membuka bungkusan dan menaburkan jarum ke tanah. Sungguh ajaib! Jarum jarum itu berubah menjadi hutan bambu yang lebat. Raksasa itu berusaha menembusnya. Namun tubuh raksasa dan kakinya terasa sakit karena tergores dan tertusuk bambu yang patah.
Ia pantang menyerah dan berhasil melewati hutan bambu itu dan terus mengejar Timun Mas. "Hai Timun Mas jangan harap kamu bisa lolos!" seru si raksasa sambil membungkuk untuk menangkap Timun Mas. Dengan sigap, melompat ke samping dan berkelit menghindar. "Oh, hampir saja aku tertangkap," Timun Mas terengah-engah. Keringat mulai membasahi tubuhnya. Ia ingat pada bungkusan pemberian pertapa yang tinggal dua itu. Isinya garam dan terasi.
Ia segera membuka tali pengikat bungkusan garam. Garam ditaburkan ke arah si raksasa. Seketika butiran garam itu berubah menjadi lautan. Raksasa itu sangat terkejut, karena tiba-tiba tubuhnya tercebur ke dalam laut. Tapi berkat kesaktiannya, ia berhasil berenang ke tepi. Ia kembali mengejar Timun Mas.
Merasa dipermainkan, kemarahan raksasa itu semakin memuncak. "Bocah kurang ajar! Kalau tertangkap akan ku telan kau bulat-bulat!" Timun Mas semakin khawatir karena raksasa itu berhasil melewati lautan yang sangat luas itu. Akan tetapi, ia tidak putus asa. Ia terus berlari meskipun sudah kelelahan. Raksasa itu terus mengejar.
Timun Emas melemparkan isi bungkusan yang terakhir yaitu Terasi, sungguh ajaib tiba-tiba terbentuklah lautan lumpur yang mendidih. Dengan segala upaya, ia berusaha menyelamatkan diri. Ia meronta-ronta. Tapi usahanya sia-sia. Tubuhnya pelan-pelan tenggelam ke dasar. "Timun Emas tolonglah aku!" Aku berjanji tidak akan memakanmu," raksasa itu meminta belas kasihan.
Tapi lumpur panas itu menelan tubuh si raksasa. Kini Timun Emas bisa bernapas lega karena selamat dari bahaya maut. Ia segera berjalan ke arah rumahnya. Di kejauhan nampak Mbok Rondo berlari ke arah Timun Emas kiranya wanita itu mengkhawatirkan keselamatan anaknya.
"Syukurlah anakku, ternyata Tuhan masih melindungimu." kata Mbok Rondo setelah keduanya saling mendekat. Mereka berpelukan dengan rasa haru dan bahagia.
Sumber : Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara Karya Yustitia Angelia penerbit Lintas Media
Demikian cerita rakyat Jawa Tengah yang berjudul " Cerita Rakyat Jawa Tengah - Dongeng Timun Mas " semoga kita bisa mendapat pelajaran penting dari cerita diatas untuk kita bagikan kepada anak dan cucu kita.
"Ha..ha..haaa buah mentimun ini dapat menambah tenaga," kata si raksasa. Setelah kenyang, raksasa itu kembali mengejar Timun Mas. Pada saat itu juga, Timun Mas membuka bungkusan dan menaburkan jarum ke tanah. Sungguh ajaib! Jarum jarum itu berubah menjadi hutan bambu yang lebat. Raksasa itu berusaha menembusnya. Namun tubuh raksasa dan kakinya terasa sakit karena tergores dan tertusuk bambu yang patah.
Ia pantang menyerah dan berhasil melewati hutan bambu itu dan terus mengejar Timun Mas. "Hai Timun Mas jangan harap kamu bisa lolos!" seru si raksasa sambil membungkuk untuk menangkap Timun Mas. Dengan sigap, melompat ke samping dan berkelit menghindar. "Oh, hampir saja aku tertangkap," Timun Mas terengah-engah. Keringat mulai membasahi tubuhnya. Ia ingat pada bungkusan pemberian pertapa yang tinggal dua itu. Isinya garam dan terasi.
Ia segera membuka tali pengikat bungkusan garam. Garam ditaburkan ke arah si raksasa. Seketika butiran garam itu berubah menjadi lautan. Raksasa itu sangat terkejut, karena tiba-tiba tubuhnya tercebur ke dalam laut. Tapi berkat kesaktiannya, ia berhasil berenang ke tepi. Ia kembali mengejar Timun Mas.
Merasa dipermainkan, kemarahan raksasa itu semakin memuncak. "Bocah kurang ajar! Kalau tertangkap akan ku telan kau bulat-bulat!" Timun Mas semakin khawatir karena raksasa itu berhasil melewati lautan yang sangat luas itu. Akan tetapi, ia tidak putus asa. Ia terus berlari meskipun sudah kelelahan. Raksasa itu terus mengejar.
Timun Emas melemparkan isi bungkusan yang terakhir yaitu Terasi, sungguh ajaib tiba-tiba terbentuklah lautan lumpur yang mendidih. Dengan segala upaya, ia berusaha menyelamatkan diri. Ia meronta-ronta. Tapi usahanya sia-sia. Tubuhnya pelan-pelan tenggelam ke dasar. "Timun Emas tolonglah aku!" Aku berjanji tidak akan memakanmu," raksasa itu meminta belas kasihan.
Tapi lumpur panas itu menelan tubuh si raksasa. Kini Timun Emas bisa bernapas lega karena selamat dari bahaya maut. Ia segera berjalan ke arah rumahnya. Di kejauhan nampak Mbok Rondo berlari ke arah Timun Emas kiranya wanita itu mengkhawatirkan keselamatan anaknya.
"Syukurlah anakku, ternyata Tuhan masih melindungimu." kata Mbok Rondo setelah keduanya saling mendekat. Mereka berpelukan dengan rasa haru dan bahagia.
Sumber : Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara Karya Yustitia Angelia penerbit Lintas Media
Cerita lain dari Pulau Jawa :
- Legenda Sangkuriang dan Dayang Sumbi, cikal bakal Gunung Tangkuban Perahu
- Cerita Rakyat Banten - Legenda Batu Kuwung
- Cerita Legenda Nyai Roro Kidul
- Cerita Legenda Roro Jonggrang dan Candi Prambanan
Demikian cerita rakyat Jawa Tengah yang berjudul " Cerita Rakyat Jawa Tengah - Dongeng Timun Mas " semoga kita bisa mendapat pelajaran penting dari cerita diatas untuk kita bagikan kepada anak dan cucu kita.